Advertisement
Pentingnya Persatuan - Manusia adalah makhluk sosial. Namun sifat sosial itu tentunya bukan berarti manusia hanya hidup bersama di sebuah wilayah dan memanfaatkan lingkungan secara bersama-sama serta tidak ada hubungan pemikiran dan spiritual. Sebab, jika kehidupan sosial dan pembentukan masyarakat dimaknai seperti itu, maka pepohonan yang tumbuh di dalam satu kebun dan hewan yang hidup dalam satu padang pasir, termasuk ke dalam definisi kehidupan sosial seperti manusia.
Konsep pemikiran Islam tentang persaudaraan dan saudara seiman teraktualisasi dengan sempurna di tengah masyarakat dan kehidupan sosial. Semua anggota masyarakat dianggap sebagai satu tubuh; jika salah satunya terkena musibah maka anggota masyarakat lainnya tidak berdiam diri dan membiarkannya. Dalam blog ini kami akan menuliskan contoh teks pidato mengenai “Pentingnya persatuan”. Semoga yang kami tuliskan ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Assalau’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Alhamdulillah pada kesempatan ini kami dapat bertemu muka dengan bapak-bapak, ibu-ibu dan saudara-saudara yang dirahmati Alloh. Harapan kami semoga pertemuan ini membawa manfaat bagi kita semua. Amin
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Alloh yang Maha Gofur, yang mana nikmatnya tidak akan terukur walaupun oelh insinyur, gubernur direktur kondektur tukang bubur ataupun oleh tukang bajigur apalagi oleh bapak gusdur.
Sholawat beserta salam sejahtera semoga senantiasa tercurahlimpahkan selalu kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW. Juga pada keluarganya para sahabatnya dan mudah-mudahan pada kita semua selaku umatnya. Amiiiinn
Kaum muslimin yang berbahagia
Manusia hidup didunia ini tidak bisa hidup sendiri, melainkan memerlukan satu sama lain. Tegasnya bahwa diri peribadi manusia itu adala bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan sebagai anggota yang tidak terpisahkan dari bangsa itu sendiri. Ia sebagai komponen mau tidak mau mesti mengambil bagiannya dari makanan, pertumbuhan dan perasaan yang dibangkitkan ke seluruh anggota tubuh masyarakat itu sendiri.
Syariat dan akhlak Islam ditegaskan untuk seluruh masyarakat manusia, sebagai pelajaran dan petunjuk. Kemudian dari pelajaran dan petunjuk ini disampaikan kepada selluruh manusia. Dengan demikian tiap-tiap diri pribadi memperhatikan peraturan itu dan mengambil pelajaran serta petunjuk yang berlaku itu.
Alloh berfirman:
Artinya: “Wahay orang-orang yang beriman ! rukuklah kamu, sujudlah dan sembahlah Alloh Tuhan Kamu, serta kerjakanlah kebajikan supaya kamu mendapat kemenangan/kebahagiaan. Dan berjuanglah kamu pada jalan Alloh dalam arti perjuangan yang sebenarnya.” (QS. Al Hajj: 77)
Di dalam Islam, setiap muslim apabila berdiri di hadapan Alloh untuk beribadah dan memohon kepada-Nya, ibadah itu tidak untuk pribadinya sendiri, melainkan sekaligus memohon untuk saudara-saudaranya, muslim dan muslimat, mukmin dan mukminat. Mari kita perhatikan apabila ia mengucap:
Artinya: “kepada Alloh kami mengabdi. Dan kepada-Mu lah kami memohon pertolongan.” (QS. Al Fatihahh:5)
Seorang muslim dalam menjalankan ibadahnya, tidak berkata “Kepada-Mu lah saya mengabdi, dan kepada-Mu lah saya memohon pertolongan”. Dalam memohon kebaikan dan petunjuk, ia tidak mengkhususkan untuk dirinya sendiri. Kita perhatikan doa memohon rahmat Alloh. Setiap muslim selalu mengucapkan:
Artinya: “Berilah kami petunjuk kejalan yang lurus, bagaikan jalannya orang-orang yang telah engkau beri nikmat kepada mereka.” (QS. Al Fatihah: 6)
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia
Sesungguhnya Alloh yang Maha Mulia yang Maha Agung tidak menciptakan manusia untuk berpisah-pisah dan berbeda-beda, tetapi Alloh telah mensyariatkan bagi manusia satu agama. Alloh mengutus Nabi-nabi dan rosul-rosul secara berturut-turut untuk membimbing manusia seluruhnya dalam satu jalan. Dan sejak zaman azali Alloh telah mengharamkan manusia menyimpang dari agama yang satu, dan berpecah belah. Tetapi hawa nafsu telah menggoda dan mendorong manusia untuk melupakan pesan yang mulia ini dan ingkar terhadap pusaka dari tuhannya yang Maha Agung, sehingga akibatnya berpecah-pecahlah manusia berkelompok-kelompok. Dan jadilah mereka saling menghancurkan satu sama lain.
Alloh berfirman:
Artinya: “Hay rosul-rosul makanlah dari makanan yang baik, dan kerjakanlah amal shaleh.
Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Sesungguhnya agama tauhid adalah agama kamu semua, agama yang satu , dan aku adalah tuhanmu, maka bertakwalah kepadda-Ku. Kemudian mereka pengikut-pengikut rosul itu menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka masing-masing. Maka biarkanlah mereka pada kesesatannya sampai suatu waktu". (QS. Al Mu’minun: 51-54).
Alloh SWT telah menjelaskan, bahwa jejak mengikuti hawa nafsu itu membawa kesesatan. Dan kesesatan itu merupakan unsur penyebab perpecahan yang luas.
Benarlah, apabila ilmu terpisah dengan akhlaq dan terlepas dari landasan ikhlas, maka dapat membahayakan pemiliknya dan manusia seluruhnya, bahkan bagi seluruh makhluk di bumi.
Rosulullah SAW selalu memohon perlindungan kepada Alloh daripada ilmu yang tidak bermanfaat. Beliau bersabda:
Artinya: “Sesungguhnya perkara yang lebih saya khawatirkan terhadap kamu sekalian sepeninggal saya ialah orang munafik yang licin bicaranya.” (HR. Thabrani)
Orang munafik ialah orang yang lain dihati dan lain di mulut. Biasanya ia hanya pandai bicara tetapi realitanya tidak ada. Maka terhadap mereka kita harus selalu waspada.
Hati yang sudah rusak membuat ilmu menjadi senjata yang menghancurkan. Orang-orang yang berilmu sejak dahulu hingga sekarang, merasa tersinggung terhadap ilmu yang tidak bermanfaat dan ilmu yang merusak. Alloh SWT telah memperingatkan kepada orang yang berilmu, hanya pandai berbicara, dan tidak pandai mengamalkan. Mereka itulah orang-orang yang merusak kesatuan manusia.
Kaum muslimin yang berbahagia
Marilah kita renungkan betapa kejamnya ilmu yang tidak dilandasi keikhlasan kepada Alloh, dapat menghilangkan kasih sayang manusia terhadap sesama manusia, dan dapat memutuskan tali kekerabatan serta persaudaraan.
Sudah banyak kita singgung, tentang percekcokan yang membesar-besarkan perbedaan pendapat. Sebab perbedaan pendapat ini suka dibawa kearah untuk mencapai tujuan-tujuan kepentingan pribadi dan golongan yang lepas dari akhlakul karimah, serta tidak ada selesai-selesainya karena yang diprselisihkan itu hanya teori-teori belaka. Dan apabila perbedaan pendapat yang negatif ini, merusak agama Alloh dan kehidupan manusia, maka Islam telah memperingatkan bahwa sikap semacam itu bukanlah bagian dari agama .
Demikianlah yang dapat kami sampaikan semoga ada manfaatnya. Akhirul kalam
Wassalamu’alaiikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Itulah contoh teks pidato singkat mengenai “Pentingnya Persatuan”. Terimakasih telah berkunjung ke alamat blog kami, Semoga blog ini bisa bermanfaat dan membantu bagi kita semua. Dan jangan lupa kunjungi juga blog :
Contoh Kata Ucapan Selamat Idul Adha
untuk mendapatkan pembelajaran terlengkap seputar khutbah dan pidato. Terimakasih
Konsep pemikiran Islam tentang persaudaraan dan saudara seiman teraktualisasi dengan sempurna di tengah masyarakat dan kehidupan sosial. Semua anggota masyarakat dianggap sebagai satu tubuh; jika salah satunya terkena musibah maka anggota masyarakat lainnya tidak berdiam diri dan membiarkannya. Dalam blog ini kami akan menuliskan contoh teks pidato mengenai “Pentingnya persatuan”. Semoga yang kami tuliskan ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Advertisement
Assalau’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Alhamdulillah pada kesempatan ini kami dapat bertemu muka dengan bapak-bapak, ibu-ibu dan saudara-saudara yang dirahmati Alloh. Harapan kami semoga pertemuan ini membawa manfaat bagi kita semua. Amin
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Alloh yang Maha Gofur, yang mana nikmatnya tidak akan terukur walaupun oelh insinyur, gubernur direktur kondektur tukang bubur ataupun oleh tukang bajigur apalagi oleh bapak gusdur.
Sholawat beserta salam sejahtera semoga senantiasa tercurahlimpahkan selalu kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW. Juga pada keluarganya para sahabatnya dan mudah-mudahan pada kita semua selaku umatnya. Amiiiinn
Kaum muslimin yang berbahagia
Manusia hidup didunia ini tidak bisa hidup sendiri, melainkan memerlukan satu sama lain. Tegasnya bahwa diri peribadi manusia itu adala bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan sebagai anggota yang tidak terpisahkan dari bangsa itu sendiri. Ia sebagai komponen mau tidak mau mesti mengambil bagiannya dari makanan, pertumbuhan dan perasaan yang dibangkitkan ke seluruh anggota tubuh masyarakat itu sendiri.
Syariat dan akhlak Islam ditegaskan untuk seluruh masyarakat manusia, sebagai pelajaran dan petunjuk. Kemudian dari pelajaran dan petunjuk ini disampaikan kepada selluruh manusia. Dengan demikian tiap-tiap diri pribadi memperhatikan peraturan itu dan mengambil pelajaran serta petunjuk yang berlaku itu.
Alloh berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya: “Wahay orang-orang yang beriman ! rukuklah kamu, sujudlah dan sembahlah Alloh Tuhan Kamu, serta kerjakanlah kebajikan supaya kamu mendapat kemenangan/kebahagiaan. Dan berjuanglah kamu pada jalan Alloh dalam arti perjuangan yang sebenarnya.” (QS. Al Hajj: 77)
Di dalam Islam, setiap muslim apabila berdiri di hadapan Alloh untuk beribadah dan memohon kepada-Nya, ibadah itu tidak untuk pribadinya sendiri, melainkan sekaligus memohon untuk saudara-saudaranya, muslim dan muslimat, mukmin dan mukminat. Mari kita perhatikan apabila ia mengucap:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Artinya: “kepada Alloh kami mengabdi. Dan kepada-Mu lah kami memohon pertolongan.” (QS. Al Fatihahh:5)
Seorang muslim dalam menjalankan ibadahnya, tidak berkata “Kepada-Mu lah saya mengabdi, dan kepada-Mu lah saya memohon pertolongan”. Dalam memohon kebaikan dan petunjuk, ia tidak mengkhususkan untuk dirinya sendiri. Kita perhatikan doa memohon rahmat Alloh. Setiap muslim selalu mengucapkan:
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Artinya: “Berilah kami petunjuk kejalan yang lurus, bagaikan jalannya orang-orang yang telah engkau beri nikmat kepada mereka.” (QS. Al Fatihah: 6)
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia
Sesungguhnya Alloh yang Maha Mulia yang Maha Agung tidak menciptakan manusia untuk berpisah-pisah dan berbeda-beda, tetapi Alloh telah mensyariatkan bagi manusia satu agama. Alloh mengutus Nabi-nabi dan rosul-rosul secara berturut-turut untuk membimbing manusia seluruhnya dalam satu jalan. Dan sejak zaman azali Alloh telah mengharamkan manusia menyimpang dari agama yang satu, dan berpecah belah. Tetapi hawa nafsu telah menggoda dan mendorong manusia untuk melupakan pesan yang mulia ini dan ingkar terhadap pusaka dari tuhannya yang Maha Agung, sehingga akibatnya berpecah-pecahlah manusia berkelompok-kelompok. Dan jadilah mereka saling menghancurkan satu sama lain.
Alloh berfirman:
يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ .. وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ .. فَتَقَطَّعُوا أَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ زُبُرًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ .. فَذَرْهُمْ فِي غَمْرَتِهِمْ حَتَّى حِينٍ
Artinya: “Hay rosul-rosul makanlah dari makanan yang baik, dan kerjakanlah amal shaleh.
Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Sesungguhnya agama tauhid adalah agama kamu semua, agama yang satu , dan aku adalah tuhanmu, maka bertakwalah kepadda-Ku. Kemudian mereka pengikut-pengikut rosul itu menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka masing-masing. Maka biarkanlah mereka pada kesesatannya sampai suatu waktu". (QS. Al Mu’minun: 51-54).
Alloh SWT telah menjelaskan, bahwa jejak mengikuti hawa nafsu itu membawa kesesatan. Dan kesesatan itu merupakan unsur penyebab perpecahan yang luas.
Benarlah, apabila ilmu terpisah dengan akhlaq dan terlepas dari landasan ikhlas, maka dapat membahayakan pemiliknya dan manusia seluruhnya, bahkan bagi seluruh makhluk di bumi.
Rosulullah SAW selalu memohon perlindungan kepada Alloh daripada ilmu yang tidak bermanfaat. Beliau bersabda:
ان اخوف مااخاف عليكم بعدى منافق عليم اللسان .. رواه الطبرانى
Artinya: “Sesungguhnya perkara yang lebih saya khawatirkan terhadap kamu sekalian sepeninggal saya ialah orang munafik yang licin bicaranya.” (HR. Thabrani)
Orang munafik ialah orang yang lain dihati dan lain di mulut. Biasanya ia hanya pandai bicara tetapi realitanya tidak ada. Maka terhadap mereka kita harus selalu waspada.
Hati yang sudah rusak membuat ilmu menjadi senjata yang menghancurkan. Orang-orang yang berilmu sejak dahulu hingga sekarang, merasa tersinggung terhadap ilmu yang tidak bermanfaat dan ilmu yang merusak. Alloh SWT telah memperingatkan kepada orang yang berilmu, hanya pandai berbicara, dan tidak pandai mengamalkan. Mereka itulah orang-orang yang merusak kesatuan manusia.
Kaum muslimin yang berbahagia
Marilah kita renungkan betapa kejamnya ilmu yang tidak dilandasi keikhlasan kepada Alloh, dapat menghilangkan kasih sayang manusia terhadap sesama manusia, dan dapat memutuskan tali kekerabatan serta persaudaraan.
Sudah banyak kita singgung, tentang percekcokan yang membesar-besarkan perbedaan pendapat. Sebab perbedaan pendapat ini suka dibawa kearah untuk mencapai tujuan-tujuan kepentingan pribadi dan golongan yang lepas dari akhlakul karimah, serta tidak ada selesai-selesainya karena yang diprselisihkan itu hanya teori-teori belaka. Dan apabila perbedaan pendapat yang negatif ini, merusak agama Alloh dan kehidupan manusia, maka Islam telah memperingatkan bahwa sikap semacam itu bukanlah bagian dari agama .
Demikianlah yang dapat kami sampaikan semoga ada manfaatnya. Akhirul kalam
Wassalamu’alaiikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Itulah contoh teks pidato singkat mengenai “Pentingnya Persatuan”. Terimakasih telah berkunjung ke alamat blog kami, Semoga blog ini bisa bermanfaat dan membantu bagi kita semua. Dan jangan lupa kunjungi juga blog :
Contoh Kata Ucapan Selamat Idul Adha
untuk mendapatkan pembelajaran terlengkap seputar khutbah dan pidato. Terimakasih
Advertisement