Advertisement
Contoh Teks Pidato Singkat – Anak yatim yaitu ialah anak yang masih kecil yang belum baligh. Dalam konteks Indonesia, kata yatim identik dengan anak yang bapaknya meninggal. Sedangkan bila bapak ibunya yang meninggal, maka dikatakan yatim piatu. Otomatis, perhatian dan santunan lebih dicurahkan kepada yatim piatu dari pada yang yatim saja. Padahal keduanya sama-sama yatim.
Artinya, secara filosofis bisa digambarkan, anak yang ditinggal mati kedua orang tuanya lebih diprioritaskan dari pada anak yang hanya ditinggal mati bapaknya saja. Sejatinya, dalam fikih klasik tidak ada skala prioritas seperti yang terjadi dalam konteks Indonesia ini. Yatim, yaitu anak yang ditinggal mati oleh ayahnya.
Dalam blog yang sederhana ini saya akan sedikit menuliskan contoh teks pidato singkat tentang “Menyantuni anak yatim”. Berikut di bawah ini adalah ulasannya :
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Alhamdulillah pada kesempatan ini kami dapat bertemu muka dengan bapak-bapak, ibu-ibu dan saudara-saudara yang dirahmati dan dimuliakan oleh Alloh. Harapan kami semoga pertemuan ini membawa manfaat bagi kita semua. Amiin
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia
Ketahuilah bahwa tak ada satu agama pun di dunia ini yang begitu memperthatikan anak yatim kecuali agama Islam. Kami katakan demikian karena dalam kenyataannya memang tak ada satupun kitab suci dari agama itu yang menyebutkan secara khusus mengenai nasib anak yatim kecuali hanya di dalam kitab suci al-qur’an dan juga di dalam hadist-hadist Rosulullah.
Anak yatim adalah anak yang ditinggal mati ayahnya selagi ia belum mencapai umur baligh. Anak yatim di dalam agama Islam mempunyai kedudukan tersendiri dari pada anak-anak lainnya. Mereka mendapat perhatian khusus dari Rosulullah SAW. Demikian ini tiada lain karena untuk menjaga kelangsungan hidup mereka agar tidak terlantar sepeninggal ayahnya. Alloh telah memerintahkan kepada kita sekalian agar menyantuni anak yatim dan menanggung kehidupan mereka dan jangan sampai terlantar. Segala kebutuhan mereka sehari-hari termasuk pula di dalam pendidikannya, baik itu pendidikan agama maupun pendidikan umum.
Didalam al-qur’an dijelaskan, alloh berfirman :
Artinya : “Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah: “mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu dan alloh mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Alloh menghendaki, niscaya dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Alloh Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana." (al-baqoroh:220)
Rosulullah SAW terhadap anak yatim sangat menyayanginya, sebagaimana tersebut di dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik yang maksudnya urang lebih pada suatu hari bertepatan dengan hari raya , Rosulullah saw keluar menuju sholat. Ditengah perjalanan beliau bertemu dengan serombongan anak-anak yang sedang bermain-main. Dari sekian banyaknya anak-anak itu ada seorang anak yang kelihatan sedih dengan pakaian yang compang-camping. Setelah ditanya, tahulah beliau bahwa anak itu adalah anak yatim karena ayahnya telah gugur di medan perang pertempuran melawan orang-orang kafir. Dia telah diusir ayah tirinya dan dihabiskan pula harta warisannya. Mengetahui keadaan anak seperti itu, Rosulullah saw pun menanggungnya. Dia diasuh sebagaimana beliau mengasuh keluarganya sendiri. Diberinya pakaian yang baik, makanan dan segala kebutuhannya, sehingga keadaannya tidak bersedih lagi karena selalu mendapat limpahan kasih sayang dari Rosulullah Saw.
Kaum muslimin yang berbahagia
Rupa-rupanya kita umat muslim selama ini kukrang memperhatikan nasib anak yatim. Banyak anak yatim disana-sini yang terlantar kehidupannya. Tidak bisa mengenyam pendidikan yang memadai sebagaimana anak-anak lainnya. Kalau kita banding yayasan yatim piatu yang ada sekarang ini sama sekali belum memadai dengan jumlah anak yatim yang ada. Hanya orang-orang tertentu saja yang mau memperhatikan kehidupan mereka. Padahal menyantuni anak yatim adalah suatu ajaran agama yang sangat ditekankan, merupakan amal yang mulia, yang kelak Alloh akan membalasnya dengan surga bagi siapa saja yang menyantuni anak yatim.
Bukan saja anak yatim yang tidak diperhatikan kehidupannya, bahkan juga banyak orang-orang yang tega memakan atau mengganggu harta kekayaannya. Sesungguhnya Alloh mengancam orang yang memakan harta anak yatim, baik disengaja maupun tidak. Seorang ibu misalnya, dia harus berhati-hati jika ia mempunyai tanggungan anak yatim. Jangan sampai harta anak yatim itu dicampur dengan hartanya sendiri, hinga tidak terasa kalau dirinya selama ini telah memakan harta anak yatim yang diasuhnya.
Banyak sekali ayat di al-Qur’an yang mengancam orang-orang yang memakan harta anak yatim, sebagaimana tersebut di dalam firmannya :
Artinya : “Dan berikanlah anak-anak yatim (yang sudah balilgh) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan menukar dan memakan itu adalah dosa yang besar. (QS. An Nisa:2)
Kaum muslimin yang berbahagia
Begitulah ancaman Alloh kepada orang-orang yang suka memakan harta anak yatim. Sebaliknya orang yang suka menolong anak yatim, melimpahkan kasih sayang kepadanya dengan menyediakan kebutuhannya sehari-hari dan juga memikirkan masalah pendidikannya, maka Alloh akan membalas dengan masalah yang besar. Oleh sebab itu maslah anak yatim ini janganlah kita anggap sepele. Janganlah umat Islam disahului oleh orang-orang yang bukan Islam di dalam mengurus anak yatim. Bahkan umat Islam semestinya harus menjadi pelopornya.
Kaum muslimin walmuslimat yang berbahagia
Sesungguhnya merawat atau menyantuni anak yatiim adalah termasuk amal taqwa. Kalau orang itu kurang ketakwaannya kepada Alloh, maka berkurang pula perhatiannya kepada anak-anak yatim. Karena itu marilah kita senantiasa giat membantu anak yatim, baik secara perorangan atau secara organisasi, dengan mendirikan yayasan yang khusus bergerak didalam menangani kesejahteraan anak yatim. Dan kiranya mneolong anak yatim secara terorganisir dengan membantu yayasan misalnya, maka manfaatnya akan lebih besar dari pada tidak terorganisir. Sebab kebutuhan anak yatim itu bukan datang sewaktu-waktu akan tetapi terus-menerus hingga anak yatim itu menginjak memasuki umur baligh. Keadaan seperti itu akan lebih cocok bila ditangani oleh yayasan. Akhirnya marilah kita berlomba-lomba beramal shaleh, termasuk diantaranya menyantuni anak yatim.
Demikianlah apa yang dapat kami sampaikan semoga ada manfaatnya.
Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Itulah contoh teks pidato singkat tentang menyantuni anak yatim yang dapat kami suguhkan. Semoga bermanfaat.
Artinya, secara filosofis bisa digambarkan, anak yang ditinggal mati kedua orang tuanya lebih diprioritaskan dari pada anak yang hanya ditinggal mati bapaknya saja. Sejatinya, dalam fikih klasik tidak ada skala prioritas seperti yang terjadi dalam konteks Indonesia ini. Yatim, yaitu anak yang ditinggal mati oleh ayahnya.
Advertisement
Dalam blog yang sederhana ini saya akan sedikit menuliskan contoh teks pidato singkat tentang “Menyantuni anak yatim”. Berikut di bawah ini adalah ulasannya :
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Alhamdulillah pada kesempatan ini kami dapat bertemu muka dengan bapak-bapak, ibu-ibu dan saudara-saudara yang dirahmati dan dimuliakan oleh Alloh. Harapan kami semoga pertemuan ini membawa manfaat bagi kita semua. Amiin
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia
Ketahuilah bahwa tak ada satu agama pun di dunia ini yang begitu memperthatikan anak yatim kecuali agama Islam. Kami katakan demikian karena dalam kenyataannya memang tak ada satupun kitab suci dari agama itu yang menyebutkan secara khusus mengenai nasib anak yatim kecuali hanya di dalam kitab suci al-qur’an dan juga di dalam hadist-hadist Rosulullah.
Anak yatim adalah anak yang ditinggal mati ayahnya selagi ia belum mencapai umur baligh. Anak yatim di dalam agama Islam mempunyai kedudukan tersendiri dari pada anak-anak lainnya. Mereka mendapat perhatian khusus dari Rosulullah SAW. Demikian ini tiada lain karena untuk menjaga kelangsungan hidup mereka agar tidak terlantar sepeninggal ayahnya. Alloh telah memerintahkan kepada kita sekalian agar menyantuni anak yatim dan menanggung kehidupan mereka dan jangan sampai terlantar. Segala kebutuhan mereka sehari-hari termasuk pula di dalam pendidikannya, baik itu pendidikan agama maupun pendidikan umum.
Didalam al-qur’an dijelaskan, alloh berfirman :
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْيَتَامَى قُلْ إِصْلاحٌ لَهُمْ خَيْرٌ وَإِنْ تُخَالِطُوهُمْ فَإِخْوَانُكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ الْمُفْسِدَ مِنَ الْمُصْلِحِ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لأعْنَتَكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Artinya : “Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah: “mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu dan alloh mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Alloh menghendaki, niscaya dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Alloh Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana." (al-baqoroh:220)
Rosulullah SAW terhadap anak yatim sangat menyayanginya, sebagaimana tersebut di dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik yang maksudnya urang lebih pada suatu hari bertepatan dengan hari raya , Rosulullah saw keluar menuju sholat. Ditengah perjalanan beliau bertemu dengan serombongan anak-anak yang sedang bermain-main. Dari sekian banyaknya anak-anak itu ada seorang anak yang kelihatan sedih dengan pakaian yang compang-camping. Setelah ditanya, tahulah beliau bahwa anak itu adalah anak yatim karena ayahnya telah gugur di medan perang pertempuran melawan orang-orang kafir. Dia telah diusir ayah tirinya dan dihabiskan pula harta warisannya. Mengetahui keadaan anak seperti itu, Rosulullah saw pun menanggungnya. Dia diasuh sebagaimana beliau mengasuh keluarganya sendiri. Diberinya pakaian yang baik, makanan dan segala kebutuhannya, sehingga keadaannya tidak bersedih lagi karena selalu mendapat limpahan kasih sayang dari Rosulullah Saw.
Kaum muslimin yang berbahagia
Rupa-rupanya kita umat muslim selama ini kukrang memperhatikan nasib anak yatim. Banyak anak yatim disana-sini yang terlantar kehidupannya. Tidak bisa mengenyam pendidikan yang memadai sebagaimana anak-anak lainnya. Kalau kita banding yayasan yatim piatu yang ada sekarang ini sama sekali belum memadai dengan jumlah anak yatim yang ada. Hanya orang-orang tertentu saja yang mau memperhatikan kehidupan mereka. Padahal menyantuni anak yatim adalah suatu ajaran agama yang sangat ditekankan, merupakan amal yang mulia, yang kelak Alloh akan membalasnya dengan surga bagi siapa saja yang menyantuni anak yatim.
Bukan saja anak yatim yang tidak diperhatikan kehidupannya, bahkan juga banyak orang-orang yang tega memakan atau mengganggu harta kekayaannya. Sesungguhnya Alloh mengancam orang yang memakan harta anak yatim, baik disengaja maupun tidak. Seorang ibu misalnya, dia harus berhati-hati jika ia mempunyai tanggungan anak yatim. Jangan sampai harta anak yatim itu dicampur dengan hartanya sendiri, hinga tidak terasa kalau dirinya selama ini telah memakan harta anak yatim yang diasuhnya.
Banyak sekali ayat di al-Qur’an yang mengancam orang-orang yang memakan harta anak yatim, sebagaimana tersebut di dalam firmannya :
وَآتُوا الْيَتَامَى أَمْوَالَهُمْ وَلا تَتَبَدَّلُوا الْخَبِيثَ بِالطَّيِّبِ وَلا تَأْكُلُوا أَمْوَالَهُمْ إِلَى أَمْوَالِكُمْ إِنَّهُ كَانَ حُوبًا كَبِيرًا
Artinya : “Dan berikanlah anak-anak yatim (yang sudah balilgh) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan menukar dan memakan itu adalah dosa yang besar. (QS. An Nisa:2)
Kaum muslimin yang berbahagia
Begitulah ancaman Alloh kepada orang-orang yang suka memakan harta anak yatim. Sebaliknya orang yang suka menolong anak yatim, melimpahkan kasih sayang kepadanya dengan menyediakan kebutuhannya sehari-hari dan juga memikirkan masalah pendidikannya, maka Alloh akan membalas dengan masalah yang besar. Oleh sebab itu maslah anak yatim ini janganlah kita anggap sepele. Janganlah umat Islam disahului oleh orang-orang yang bukan Islam di dalam mengurus anak yatim. Bahkan umat Islam semestinya harus menjadi pelopornya.
Kaum muslimin walmuslimat yang berbahagia
Sesungguhnya merawat atau menyantuni anak yatiim adalah termasuk amal taqwa. Kalau orang itu kurang ketakwaannya kepada Alloh, maka berkurang pula perhatiannya kepada anak-anak yatim. Karena itu marilah kita senantiasa giat membantu anak yatim, baik secara perorangan atau secara organisasi, dengan mendirikan yayasan yang khusus bergerak didalam menangani kesejahteraan anak yatim. Dan kiranya mneolong anak yatim secara terorganisir dengan membantu yayasan misalnya, maka manfaatnya akan lebih besar dari pada tidak terorganisir. Sebab kebutuhan anak yatim itu bukan datang sewaktu-waktu akan tetapi terus-menerus hingga anak yatim itu menginjak memasuki umur baligh. Keadaan seperti itu akan lebih cocok bila ditangani oleh yayasan. Akhirnya marilah kita berlomba-lomba beramal shaleh, termasuk diantaranya menyantuni anak yatim.
Demikianlah apa yang dapat kami sampaikan semoga ada manfaatnya.
Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Itulah contoh teks pidato singkat tentang menyantuni anak yatim yang dapat kami suguhkan. Semoga bermanfaat.
Advertisement